ANALISIS RISIKO USAHA TERNAK AYAM PETELUR DI KECAMATAN BRANG ENE KABUPATEN SUMBAWA BARAT
Keywords:
Indonesia, EnglishAbstract
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis Risiko usaha ternak ayam petelur di Kecamatan Brang Ene Kabupaten Sumbawa Barat. Lokasi ini dipilih atas pertimbangan bahwa di Kecamatan Brang Ene terdapat 6 lokasi usaha peternak ayam petelur, responden dalam penelitian ini adalah peternak ayam petelur dengan jumlah sampel sebanyak 6 peternak. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriftif kualitatif. Hasil dari analisis Risiko Budidaya dilihat dari Risiko kematian, Risiko Lingkungan dan Risiko Penyakit, . Risiko kematian disebabkan oleh cuaca dingin dan panas, cara mengatasi cuaca dingin yaitu memberi lampu di kandang agar suhu kandang bisa dalam keadaan normal dan memasang terpal atau waringagar suhu udara yang dingin tidak masuk, sedangkan cuaca panas dengan mensemprot ayam agar tetap lembab dan membuka waring atau terpal agar sirkulasi udara masuk. Risiko lingkungan disebabkan oleh bau tidak sedap dan pencurian, cara mengatasi bau tidak sedap yaitu menjaga kebersihan kandang supaya tidak bau, sedangkan pencurian dengan menjaga kandang lebih ketat lagi dan memberi gembok yang besar agar susah untuk dirusak. Risiko penyakit disebabkan oleh penyakit buta, ngorok dan Virus ND. Cara mengatasi penyakit buta adalah memperbaiki sanitasi kandang. Membersihkan kotoran dalam kandang secara rutin. Peternak bisa menggunakan Starbio sebanyak 0,25 kg yang dicampur ke dalam 100 kg pakan ayam. Ngorok cara mengatasi penyakit ngorok pada ayam peterlur yaitu dengan cara memberikan suplemen yang mengandung vitamin dan mineral esensial. Gunanya untuk meningkatkan kekebalan tubuh ayam. Virus ND Pemberian antibiotik akan lebih efektif jika dilakukan bersamaan dengan pemberian multivitamin agar stamina ayam cepat pulih dan meringankan infeksi yang terjadi. Risiko pasar disebabkan oleh harga yang tidak Stabil. Cara mengatasi harga yang tidak Stabil yaitu peternak dapat menjalin kontrak dengan pembeli telur, seperti pengecer atau perusahaan makanan. Hal ini dapat memberikan kestabilan harga dan permintaan yang lebih konsisten. Selain itu peternak mencari mitra pedagang di luar daerah.