ETNO-ENTREPRENEUR MASYARAKAT SUMBAWA (Perspektif Pendidikan, Budaya dan Ekonomi)

Authors

  • Andi Haris Universitas Samawa
  • I Gusti Made Sulindra Universitas Samawa
  • Suharli Suharli Universitas Samawa
  • I Made Sentaya Universitas Samawa

Keywords:

Etno-Entrepreneur, Pendidikan, Budaya, ,Ekonomi

Abstract

Etno-entrepreneur menjadi issue strategis jika dikaitkan dengan perspektif pendidikan, ekonomi, dan budaya yang mengacu pada nilai-nilai kearifan lokal. Etno-entrepreneur menjadi tantangan ke depan untuk berkreasi, inovasi dalam menopang ekonomi suatu anggota keluarga, masyarakat, daerah, dan bangsa. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan hasil temuan dari perspektif ekonomi, perspektif pendidikan, dan perspektif budaya terhadap etno-entrepreneur masyarakat Sumbawa. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penedekatan naratif dan interpretatif yang menjadi ciri khas penelitian kualitatif. Usaha mikro kecil dan menengah menjadi responden yang tersebar di 7 kecamatan dengan jumlah 30 orang dan menggali data melalui wawancara mendalam dan observasi. Data ini diseleksi, disajikan, dan ditarik kesimpulan lalu dilakukan keabsahan data dengan teknik triangulasi, member check dan audit trail. Hasil menunjukan bahwa rata-rata entrepreneur yang dibentuk oleh orang tua dan dibentuk oleh dirinya sendiri masuk dalam kategori tipe usaha sampingan (part time entrepreneur) dan usaha yang didasarkan pada hobi memasak (home base entrepreneur). Dari perspektif pendidikan menunjukkan bahwa dengan faktor pendidikan yang rendah, maka nilai-nilai budaya yang tertanam kuat dalam masyarakat serta tertanam dalam pendidikan keluarga, maka ada pertentangan antara nilai budaya dengan eksistensi entrepreneur Sumbawa yang menyebabkan entrepreneur tidak begitu penting. Dari perspektif budaya menunjukkan adanya memegang nilai tradisi yang sangat mengakar dalam sendi kehidupan, yang tercermin dalam saleng tulung (saling tolong menolong), saleng pedi’ (saling mengasihi), dan saleng sakiki’ (saling memberi dikala waktu lapang dan sempit sehingga terbentuk saling mengayomi). Konsep Saleng ini menjadi pegangan, dalam upaya menghilangkan stigma negatif yakni ubik (pelit). Stigma negatif ubik (pelit) ini yang dihindari agar menuju manusia yang beriman, bertakwa demi mendapatkan ridha Tuhan Yang Maha Esa (Allah SWT) yang seuai dengan filosofi dasar yaitu Syara barenti ko Kitabullah (hukum, aturan, norma dan aqidah adat budaya harus merujuk pada al-quran. Entrepreneur masyarakat Sumbawa juga memegang nilai agama yang cukup kuat yakni “merasa cukup”. Dengan kata “cukup” keuntungan dan perencanaan yang telah direncanakan ketika tidak terpenuhi, maka pemilik usaha cepat mengatakan “cukup” dan tidak menjadi sebuah beban. Kata “cukup” mendorong entrepreneur masyarakat Sumbawa untuk tidak kiak (memiliki etos kerja) yang kuat, dalam mengelola usahanya baik dari sisi perencanaan, mengorganisasikan, implementasi, dan pengontrolan yang baik. Hal ini yang membuat entrepreneur Sumbawa tidak sukses (kekayaan usahanya) sampai dua generasi). Oleh karena itu, budaya tradisi Sumbawa dan spritualitas keagamaan (Islam) mewarnai perilaku, karakter, watak, dan tindak tanduk dalam kesehariannya.

Downloads

Published

2022-11-02

How to Cite

Haris, A. ., Made Sulindra, I. G. ., Suharli, S., & Sentaya, I. M. (2022). ETNO-ENTREPRENEUR MASYARAKAT SUMBAWA (Perspektif Pendidikan, Budaya dan Ekonomi). Jurnal Kependidikan, 6(1), 1–12. Retrieved from https://e-journallppmunsa.ac.id/index.php/kependidikan/article/view/372