ANALISIS MODEL GERAKAN ALIRAN AIR TERHADAP KERUSAKAN JALAN

(STUDI KASUS : JALAN SAMOTA KABUPATEN SUMBAWA PROVINSI NTB)

Authors

  • Jannatun Na'im Universitas Samawa
  • Zulkarnaen Zulkarnaen Universitas Samawa
  • Ady Purnama Universitas Samawa

DOI:

https://doi.org/10.58406/sainteka.v3i2.976

Keywords:

Gerakan Aliran Air, Kerusakan Jalan, Turbulen, Jalan Samota

Abstract

Kondisi pembangunan infrastuktur Jalan Samota mengalami permasalahan dikarenakan kondisi jalan yang mengalami berbagai kerusakan pada struktur jalan akibat dari gerakan aliran air pada segmen jalan. Gerakan aliran air akan menyebabkan terjadinya kerusakan jalan seiring berjalannya waktu. Tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh gerakan aliran air terhadap kerusakan jalan berdasarkan tinjaun hidrologi dan hidrolika, serta mengetahui jenis kerusakan dan tingkat kerusakan jalan pada Jalan Samota akibat gerakan aliran air.
Objek dalam penelitian adalah STA 006+000 – STA 008+050 pada Jalan Samota, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Penelitian dilakukan dengan mengidentifikasi gerakan aliran air pada tiap segmen jalan yang menyebabkan kerusakan konstruksi jalan berdasarkan jenis dan tingkat kerusakan perkerasan jalan. Lokasi Penelitian dibagi menjadi 3 segmen, yaitu segmen 1 berada pada STA 006+000 – STA 006+045, segmen 2 yaitu pada STA 007+100 – STA 007+150, dan segmen 3 yang berada pada STA 008+000 – STA 008+050. Selanjutnya, analisis data secara hidrologi menggunakan metode CH Thiessen yang dilanjutkan analisis hidraulika menggunakan metode Angka Reynold untuk menentukan jenis gerakan aliran air.
Penelitian ini mendapatkan hasil debit saluran pada segmen 1 yaitu 0,397 m3/detik, segmen 2 yaitu 0,293 m3/detik, dan segmen 3 yaitu 0,24 m3/detik. Tiap segmen jalan yang mengalami gerakan aliran air berupa turbulen akan menyebabkan tingkat kerusakan jalan semakin tinggi. Pada segmen 1 didapat Angka Reynold sebesar 1518 sehingga terjadinya gerakan aliran air turbulen dengan tingkat kerusakan 21,85%. Pada segmen 2 didapat Angka Reynold sebesar 1312 menyebabkan gerakan aliran air turbulen dengan tingkat kerusakan 16,57%. Sedangkan pada segmen 3 didapat Angka Reynold sebesar 911 sehingga terjadinya gerakan aliran air transisi dengan tingkat kerusakan 9,71%. Pada setiap segmen jalan yang mengalami gerakan aliran air turbulen menyebabkan tingkat kerusakan jalan semakin tinggi. Akibat dari gerakan aliran air tersebut, ketiga segmen mengalami jenis kerusakan jalan berupa pelapukan dan butiran lepas.

Downloads

Published

2022-09-15