PERBAIKAN LINGKUNGAN TUMBUH TANAMAN BAWANG MERAH (ALLIUM ASCALONICUM L.) MELALUI APLIKASI ABU KETEL DAN PUPUK ORGANIK CAIR BERTEKNOLOGI NANO
Keywords:
Bawang Merah, Pupuk Organik Cair Berteknologi Nano, Abu Ketel, Bakteri Pelarut Fosfat, FosforAbstract
Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan komoditas hortikultura yang potensial dikembangkan di Indonesia. Produksi bawang merah di Indonesia mengalami fluktuasi dan cenderung mengalami penurunan selama tiga tahun terakhir, sementara konsumsi bawang merah memiliki proyeksi tumbuh rata-rata 1,47% pertahun. Untuk memenuhi kebutuhan konsumsi bawang merah, petani cenderung menerapkan sistem pertanian intensif dengan input kimia tinggi yang berdampak pada penurunan kualitas tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk organik cair berteknologi nano dan abu ketel terhadap populasi bakteri pelarut fosfat, ketersediaan dan serapan fosfor, serta produksi bawang merah pada tanah Inseptisol Wajak. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2024 hingga Maret 2025 di greenhouse Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Kota Malang, Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 6 perlakuan dan 4 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pupuk organik cair berteknologi nano dan abu ketel murni (P2) menghasilkan populasi bakteri pelarut fosfat tertinggi sebesar 2,16 x 105 CFU/g tanah. Perlakuan pupuk anorganik, pupuk organik cair berteknologi nano, dan abu ketel murni (P5) menghasilkan ketersediaan fosfor tertinggi sebesar 11,68 ppm. Perlakuan pupuk organik cair berteknologi nano dan abu ketel murni (P2) menghasilkan serapan fosfor tertinggi sebesar 0,12 g/tanaman. Perlakuan pupuk organik cair berteknologi nano dan abu ketel murni (P2) menghasilkan produksi bawang merah tertinggi yakni rata-rata jumlah umbi sebesar 23,75 buah/tanaman dan bobot kering umbi sebesar 11,8 g/tanaman.